Dalam perjalanan menuju luar kota akhir tahun lalu, saya dan kawan-kawan bersenda gurau tentang "akhwaters" yang mana mereka kepingin sekali untuk punya suami impian. Yang dimaksud adalah suami yang sholih, setia, sayang sama istri serta adil dalam bersikap. Kesejahteraan masih nomor sekian, kata mereka.
Dalam satu kesempatan, salah seorang teman saya itu bercerita bahwa ia pernah berhadapan dengan sejumlah akhwat yang mereka itu bertanya-tanya pada teman saya.
"Ada stok ikhwan ga pak? Yang sholih, setia, penyayang serta adil", tanya mereka dengan antusias.
Teman saya senyum-senyum mendengar permintaan yang mungkin baginya sudah puluhan kali didengarnya. Yah, siapa sih perempuan yang tidak mau punya suami dengan kriteria 'mantab' seperti itu?
Dan kriteria suami impian makin mantap saja jikalau ditambah dengan satu poin penting, 'juga kaya'.
Bukan bermaksud menjadi 'cewe matre', tapi seorang laki-laki yang kaya, siapa sih yang tidak mau, walau mungkin wajah masih, yah.. katakanlah, tidak cakep gitu..
Teman saya makin manggut-manggut mendengar 'permintaan hati' mereka ini. Lalu ia bertanya, "sudah selesai dengan curhatnya? kalau sudah, saya jawab nih ya.."
Menjawab impian
Pertama, soal suami sholih. Siapa sih yang tidak mau punya suami yang sholih? Yang sholatnya nggak bolong-bolong, yang pandai baca Qur`an, yang pandai membimbing dan mengajarkan kepada istri dan anaknya tentang kebaikan, tentang keimanan, aqidah, akhlaq, rukun Islam, rukun iman dan sebagainya.
Suami yang seperti itu, pasti suami jempolan, incaran nomor satu dan idaman para ibu.. yang ingin agar anak gadisnya dinikahi mereka.
Oke untuk poin itu, saya setuju dengan anda semua.
Kedua, nah.. inilah poin dimana mulai timbul kerancuan. Kenapa bisa begitu? Karena untuk membuktikan bahwa seorang laki-laki itu setia kepada istrinya, tidak lain dan tidak bukan, adalah mereka yang terbukti selama ini sudah setia dengan istrinya.
Dengan kata lain, hanya laki-laki berisitrilah yang sudah membuktikan bahwa dirinya adalah laki-laki setia..
grr..
Lanjut? lanjuutt..
Ketiga, lagi-lagi poin dimana hal tersebut hanya bisa dibuktikan oleh seorang laki-laki yang sudah menikah.
Bagaimana mungkin seorang laki-laki itu dikatakan bahwa dia nantinya penyayang istri kalau dia saja belum beristri? Cuma laki-laki yang sudah berisitrilah yang sudah terbukti bahwa mereka sayang sama istrinya.
grr lagi..
Keempat, adalah poin yang menentukan. Untuk mengetahui bahwa laki-laki itu bisa adil atau tidak, cuma bisa dibuktikan dengan cara menjadi istrinya dan membuktikan sendiri apakah dia itu adil atau tidak.
Atau bila memang itu adalah hal yang beresiko tinggi, coba lihat laki-laki yang memang beristri lebih dari satu dan amati, apakah mereka memang adil dengan para istrinya atau tidak.
gubraakk..
Nah untuk poin terakhir, saya agak susah untuk berkomentar. Karena kaya itu relatif. Kalau sekedar kaya karena punya mobil, rumah, uang, banyak yang seperti itu.
Tapi jangan salah. Seorang laki-laki yang kaya bisa dengan mudahnya beristri lebih dari satu. Atau paling tidak, banyak selingkuhannya. Karena memang seperti yang disebut di atas, "perempuan mana sih yang tidak mau dengan laki-laki kaya?".
Bukti-bukti otentik 'istri simpanan' juga bisa menjadi cerminan bahwa mereka 'dipelihara' oleh laki-lakk kaya.
Jadi dengan kata lain, seorang laki-laki kaya jangan diharapkan setianya, penyayangnya atau keadilannya. Mungkin hanya kesejahteraan yang paling banyak. Sedangkan untuk kesholihannya, kita kembalikan ke pribadi masing-masing.
kalo saya blom terbukti apa-apa karena memang blom menikah :)(www.warnaislam.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar